Masjid Asasi
- Pengelola: POKDARWIS Sigando
- Nagari Sigando, Kelurahan Sigando
Masjid Asasi (awalnya bernama Surau Gadang Sigando) terletak di Nagari Sigando, Kota Padang Panjang, Sumatra Barat. Masjid ini diperkirakan berdiri sejak abad ke-18 dan tercatat sebagai masjid tertua di Padang Panjang. Arsitekturnya mengikuti bentuk masjid tradisional Minangkabau.
Sejak didirikan, konstruksi masjid tidak mengalami kerusakan berarti, walaupun dilanda gempa besar pada 1926 dan 2009. Pemugaran yang dilakukan berupa penggantian atap ijuk dan dinding tidak mengubah keaslian bentuk masjid. Pemerintah Indonesia telah menetapkannya sebagai benda cagar budaya di bawah Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Sumatra Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.
Saat ini, Masjid Asasi menjadi salah satu daya tarik wisata di Padang Panjang.
Tidak diketahui pasti kapan bangunan masjid didirikan. Catatan Kerapatan Adat Nagari setempat menyebutkan, Masjid Asasi didirikan pada 1770. Namun, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatra Barat merujuk tahun 1702 sebagai awal pendirian masjid.
Cikal bakal masjid berawal dari surau yang didirikan oleh suku yang mendiami Nagari Gunung. Surau tersebut terbuat dari kayu dan atap terbuat dari ijuk. Menurut sumber Harian Haluan, Masjid Asasi semula dikenal dengan Surau Gadang. Penamaan Asasi sendiri baru muncul setelah tahun 1930. Asasi berasal dari kata "asas" dalam bahasa Arab yang berarti dasar atau sesuatu yang jadi tumpuan.
Gagasan pembangunan masjid dicetuskan oleh penduduk Nagari Gunung dan tiga nagari sekiatnya: Paninjauan, Tambangan, dan Jawo. Keempat nagari ini menjadikan Masjid Asasi sebagai pusat aktivitas keagamaan mereka. Seiring perjalanan waktu, masing-masing nagari mulai membangun sendiri masjid yang lokasinya lebih dekat.
Pada masa sebelum kemerdekaan, masjid ini pernah menjadi basis pengembangan Islam melalui kehadiran Madrasah Thawalib Gunuang yang berlokasi di sekitar masjid.